
Federasi Bola Voli Korea Selatan (KOVO) tengah jadi sorotan publik Indonesia usai Megawati Hangestri tidak masuk jajaran pemain terbaik musim 2024-2025.
Pengumuman penghargaan yang dilakukan Liga Voli Korea untuk musim 2024-2025 digelar pada Senin (14/4/2025).
Acara ini menjadi momen puncak sekaligus event penting usai musim kompetisi resmi berakhir dengan Pink Spiders sebagai juaranya.
Meski begitu, kekecewaan besar muncul dari publik Tanah Air, perihal daftar Best 7 dari penghargaan yang ada.
Di mana nama Megawati Hangestri tidak masuk dalam jajaran Best 7 Liga Korea musim 2024-2025, gelombang protes pun muncul.
Megawati sebelumnya digadang-gadang masuk sebagai salah satu yang menerima penghargaan, khususnya pada kategori Best Opposite.
Namun penghargaan itu justru didapat oleh pemain GS Caltex, Gyselle Silva, yang mencetak poin terbanyak selama musim reguler.
Meski demikian, penghargaan itu dinilai lebih layak diberikan kepada Megawati yang sempat meraih dua kali MVP di musim reguler.
Ia juga berjasa besar membawa Red Sparks menembus play-off dan bermain hingga final sebelum akhirnya menjadi runner-up kompetisi.
Publik Tanah Air pun meragukan validasi dari voting sebagai sistem yang dipakai untuk pemilihan pemain terbaik Liga Voli Korea Selatan.
Akan tetapi, bisa jadi latar belakang sang pemain menjadi salah satu kriteria juga dalam menentukan pemain terbaik.
Gyselle Silva dari Kuba, negara dengan Liga Voli peringkat ke-23 dunia sesuai yang tertulis di laman Volley Ball World.
Sementara Megawati Hangestri dari Indonesia, ranking Liga Voli Indonesia kategori putri berada di peringkat ke-54.
Sementara Indonesia hanya berada di peringkat ke-54, jauh di bawah Korea Selatan yang ada di ranking 34.
Liga Voli Indonesi bahkan kalah dari Vietnam yang berada di peringkat ke-32 ranking dunia.
Bisa jadi latar belakang itu yang membuat penilaian terhadap Megawati seperti disisihkan dari yang lain.
Meski begitu, kenyataan ini bisa menjadi pengalaman yang berharga bagi seorang Megawati Hangestri.
Sosoknya sudah menjadi bintang besar di Voli Korea Selatan, hingga dikabarkan ada pihak yang mencoba mengontraknya lagi.
Keputusan KOVO yang terkesan mendeskriminasi atlet asal Indonesia itu berdampak pada penurunan jumlah pengikut akun Instagram federasi voli Korea tersebut.
Dari data yang dihimpun Suara.com, Selasa (15/4) jumlah pengikut @kovopr_official anjlok. Pada siang ini, jumlah follower KOVO di angka 113 ribu padahal kemarin siang jumlahnya 124 ribu.
Tak hanya itu, akun KOVO memilih untuk mematikan kolom komentar postingan pemenang best seven. Tentu saja ini dampak dari tak masuknya pevoli Megawati Hangestri Pertiwi di daftar best 7.
Salah satu media Korea, newdaily.co menyebut tak masuknya pevoli asal Jember itu menimbulkan amarah para pendukung Indonesia.
Para penggemar Indonesia kata media Korea itu menuliskan komentar yang keras di platform sosial media.
Tak ada nama Megatron di Best 7 KOVO ini memang terbilang cukup mengherankan. Pasalnya Megawati berhasil mengantarkan Red Sparks lolos ke final dan bertarung untuk gelar juara.
Selain itu, pevoli asal Jember tersebut juga menghasilkan 1.020 poin untuk Red Sparks sepanjang musim ini.
Di musim reguler, Megatron mencetak mencetak 802 poin. Namun catatan ini kalah dari Silva yang mengukir 1008 poin.