Pebola voli putra Prancis, Earvin Ngapeth, akhirnya mendapatkan klub baru setelah tampil bersama Jakarta Bhayangkara Presisi pada AVC Club Championship 2024.

Earvin Ngapeth menandatangani kontrak jangka pendek dengan klub lokal Prancis yakni Alterna Stade Poitevin, tim yang bermarkas di Kota Poitiers.

Bagi pebola voli berusia 33 tahun itu, bermain untuk klub Prancis seakan kembali pulang ke kampung halaman setelah lama merantau.

Bagaimana tidak? Ngapeth kembali akan bermain di Liga Voli Prancis setelah terakhir kali pada tahun 2011 lalu.

Setelah itu, Ngapeth banyak menghabiskan kariernya untuk bermain di Rusia, Italia, Iran, hingga Turki.

Klub lokal yang terakhir kali dibela Ngapeth saat di Prancis adalah Tours Volleyball yang berbasis di Kota Tours, Prancis.

Pada saat itu juga Ngapeth merasakan gelar juara Liga Voli Prancis satu-satunya.

Ngapeth mengantarkan Tours Volleyball menjadi kampiun liga pada tahun 2010 lalu yang saat itu timnya dinakhodai oleh ayahnya sendiri yakni Eric Ngapeth.

Setelah akan kembali bermain di Prancis, Ngapeth tak menutup kemungkinan akan hengkang pada bulan Desember nanti untuk kembali berlabuh ke luar negeri.

Ngapeth mengaku mendapatkan tawaran untuk bermain di dua negara yang berada di Asia yakni Indonesia dan Qatar.

Pemenang medali emas Olimpiade Paris 2024 itu buka-bukaan mendapatkan tawaran untuk bermain di luar negeri lagi saat hadir di kanal radio Prancis, France-bleu.

“Pemicunya adalah kesempatan yang muncul di depan mata saya adalah kejuaraan di Indonesia dan Qatar,” kata Ngapeth.

“Keduanya dimulai pada bulan Januari,” ujarnya menjelaskan.

Ya, Proliga 2025 akan digelar lebih cepat ke awal tahun tepatnya pada bulan Januari.

Namun, Ngapeth memastikan bahwa dirinya masih berada di Prancis setidaknya sampai akhir tahun ini.

“Jadi saya tahu bahwa apa pun yang terjadi, saya akan berada di Poitiers, Prancis hingga akhir Desember,” ucap Ngapeth melanjutkan.

Ngapeth sebenarnya baru saja menandatangani kontrak satu tahun dengan klub yang bermarkas di Kota Poitiers, Prancis.

Akan tetapi Ngapeth memiliki opsi untuk pergi pada bulan Desember.

“Artinya, jika ada peluang dan proyek yang saya sukai dan sepada, saya akan pergi,” kata Ngapeth.

“Namun untuk saat ini, hati dan energi saya ada di Poitiers,” ujarnya.