shuji
Di antara denting bola dan gemuruh tribun, nama Megawati Hangestri Pertiwi mulai digaungkan di kota Manisa, Turki. Pemain voli putri terbaik Indonesia ini resmi bergabung dengan Manisa Büyükşehir Belediyespor Kulübü (Manisa BBSK), klub promosi di Kadinlar 1 Ligi — kasta kedua dalam sistem liga voli profesional Turki. Tapi, bagi banyak pengamat, langkah ini bukan sekadar kepindahan klub. Ini adalah deklarasi, bahwa voli Indonesia siap bersaing di Eropa.
Megawati, yang akrab dijuluki “Megatron” karena kekuatan spike-nya yang eksplosif, datang dengan reputasi yang sudah menembus batas Asia. Ia sebelumnya memukau di liga Thailand, memperkuat tim kuat di Vietnam, dan menjadi ikon asing di Korea Selatan. Kini, Eropa menjadi panggung barunya.
Kehadiran Megawati di Manisa BBSK bukan sekadar pencitraan. Klub tersebut menaruh ambisi besar: naik kasta ke Sultanlar Ligi, liga voli wanita paling kompetitif di Eropa setelah Serie A Italia. Dan Megawati diyakini akan jadi poros utama dalam misi itu.
Media lokal, Manisa Denge, menyambutnya dengan antusias. Mereka menyebut Megawati sebagai “salah satu bintang bola voli dunia yang bersinar”, bukan hanya karena statistiknya, tetapi juga karismanya di lapangan. Ia bukan tipikal pemain asing yang hanya datang membawa nama, tetapi datang dengan jiwa petarung yang menginspirasi tim dan memikat penonton.
Pelatih Manisa BBSK pun secara terbuka memuji sisi kepemimpinan Megawati. “Dia punya pengalaman internasional yang tak banyak dimiliki pemain seusianya. Itu aset bagi tim yang sedang membangun fondasi promosi,” ujar salah satu staf pelatih kepada media Turki.
Namun, sorotan juga datang dari luar lapangan. Diberitakan — meski belum terverifikasi — legenda voli Turki, Neslihan Demir, disebut-sebut mengomentari bahwa Megawati seharusnya bermain di liga utama, di tim seperti Fenerbahçe atau Eczacıbaşı. Sebuah pengakuan tak langsung atas kelas Megawati, dan sekaligus menjadi semacam tantangan — bahwa waktunya di divisi dua hanya akan menjadi batu loncatan.
Megawati sendiri belum memberikan banyak pernyataan. Seperti biasa, ia lebih memilih membuktikan lewat permainan. Namun satu hal yang pasti: kehadirannya di Turki sudah mencuri perhatian. Baik dari penggemar, media, hingga kalangan internal federasi voli Eropa.
Bagi Indonesia, ini bukan semata kabar perpindahan pemain nasional. Ini adalah tonggak sejarah. Sebuah babak baru di mana pemain lokal bisa tampil di liga-liga besar, membuka mata dunia akan potensi yang selama ini tertutupi oleh batas geografis dan minimnya eksposur.
Ketika Megawati untuk pertama kalinya menapakkan kaki di lapangan Manisa dengan kostum biru-putih, ia tidak hanya membawa nama pribadi — ia membawa harapan bagi generasi muda voli Indonesia. Dan siapa tahu, mungkin di musim berikutnya, Megatron benar-benar akan bermain di panggung Sultanlar Ligi. Bahkan mungkin, jadi bintang di Eropa.
