Sejumlah peraturan baru akan diperkenalkan oleh Federasi Bola Voli Korea Selatan alias KOVO pada Liga Voli Korea 2024-2025.
KOVO berusaha menyeleraskan sejumlah peraturan di Liga Voli Korea dengan regulasi dari FIVB selaku induk olahraga bola voli dunia.
Hal ini sebagaimana diberitakan oleh media Korsel, inews24.com, yang dilansir via Naver Sports.
“KOVO mengumumkan inisiatif baru yang ditujukan untuk menciptakan sebuah GLOBAL KOVO jelang KOVO Cup pada September dan V-League yang dimulai pada Oktober.”
“Sejalan dengan ini, pada tanggal 28 (Agustus) KOVO mengumumkan salah satu dari kebijakan untuk meningkatkan penyelenggaraan V-League.”
“Fokusnya adalah untuk memperkuat level kompetisi secara internasional dan membawa V-League agar sejalan dengan tren internasional dan regulasi FIVB untuk kompetisi internasional.”
Sejumlah aturan di Liga Voli Korea memang berbeda dengan FIVB.
Salah satu contohnya adalah pemeringkatan tim di klasemen yang ditentukan oleh jumlah poin duluan dan alih-alih jumlah kemenangan.
Selain itu, kesempatan meminta video challenge kepada tim hanya diberikan satu kali setiap set (tidak berkurang jika challenge berhasil) dan bukannya dua kali.
Hal ini berbeda dengan peraturan FIVB untuk kompetisi bola voli yang mana telah diterapkan di Indonesia, salah satunya di Proliga.
Perbedaan kedua ini yang akan coba diubah di Liga Voli Korea 2024-2025.
Selain itu, musim depan tim juga boleh meminta challenge ketika reli masih berlangsung jika menemukan pelanggaran oleh lawan.
Sebelumnya, challenge baru bisa diminta setelah reli selesai.
Di Proliga, tim sudah bisa meminta wasit untuk menghentikan reli jika menemukan pelanggaran sejak teknologi video challenge diperkenalkan di babak final four dari musim 2023.
KOVO berencana mengembangkan video challenge dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
“Ketika pengembangan sistem perwasitan berbasis AI sudah komplet, kami berharap dapat melihat keputusan yang lebih akurat dan dapat diandalkan,” tulis KOVO.
Adapun satu peraturan internasional yang belum diterapkan di Proliga tetapi akan diadopsi oleh Liga Voli Korea adalah kartu hijau.
Kartu hijau diberikan kepada pemain yang mengakui pelanggaran yang dilakukannya sebelum wasit memberi sinyal video challenge.
Kartu hijau telah dibawa FIVB ke kompetisi internasional saat Volleyball Nations League 2023. Aturan ini pertama kali diterapkan di Liga Italia.
Tim yang memiliki akumulasi kartu hijau tertinggi akan mendapatkan penghargaan bertajuk “Fair Play Moment“.
Liga Voli Korea juga sudah punya penghargaan Fair Play.
Musim lalu, pemenang penghargaan di sektor putri adalah Daejeon JungKwanJang Red Sparks, tim yang diperkuat Megawati Hangestri Pertiwi.
Aturan-aturan baru ini akan diuji coba pada KOVO Cup 2024 dan akan ditinjau kembali sebelum diterapkan di Liga Voli Korea 2024-2025.