Memori di ajang Asia Volleyball Championship (AVC), di Surabaya bulan Juli lalu masih membekas dalam ingatan Algi.
Saat lagu Indonesia Raya berkumandang, dia ikut merinding.
Adrenalinnya juga terpacu dengan yel yel yang diteriakkan ribuan penonton.
Meski hanya memantau dari pinggir lapangan, Algi serasa ikut bermain dengan atlet atlet voli kebanggaan Indonesia.
”Rasanya sangat senang sekali, karena tim voli putra bisa sampai semifinal. Tahun depan kami bisa masuk kejuaraan dunia voli U21. Kemungkinan saya masih akan mendampingi anak anak,” terang Algi, kemarin.
Karier Algi sebagai fisioterapi tim voli terbilang cukup pesat.
Tahun lalu, dia baru saja menyelesaikan pendidikan fisioterapi.
Tepatnya pada pendidikan profesi.
Sembari menjalani proses pendidikan, dia mendapat posisi menjadi fisioterapis Bhayangkara Samator.
”Saat 2023 itu di Samator ada kakak tingkat saya, kemudian ditawari gabung kesana. Akhirnya saya setuju dan ikut mulai Livoli hingga Proliga 2023,” tuturnya.
Dia klub tersebut, Algi ikut menangani beberapa nama tenar.
Seperti Rivan Nurmulki, opposite hitter andalan timnas yang pernah bermain di Thailand dan Jepang.
Juga ada Agil Angga Anggara, yang saat ini menjadi rising star.
Setelah menjalani satu musim bersama Bhayangkara Samator, dia berpindah klub.
Pada Proliga 2024, Algi mendapat kesempatan menangani klub yang merupakan cikal bikal timnas kelompok U20.
Yakni Jakarta Garuda.
Setelah Proliga 2024 selesai, Jakarta Garuda menjadi timnas U20 yang main di AVC bulan Juli lalu.
”Pasti ada perbedaan dari menangani Samator dan akhir nya di timnas U20,” ucapnya.
Perbedaan yang paling kentara yakni kesabarannya dalam menangani atlet atlet muda.
Seringkali, pria berusia 25 tahun itu harus menjelaskan secara berulang ulang.
Sedangkan saat di Samator, atlet sudah mengetahui kebutuhan masing masing.
Sebab, mayoritas di antara mereka sudah malang melintang di level nasional.
”Tapi dari pengalaman di dua klub itu, saya mendapatkan banyak pelajaran. Karena menangani atlet junior hingga senior,” ujar alumni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) angkatan 2017 itu.
Ditambah lagi, ada satu prestasi timnas voli U20 yang menjadi sejarah baru.
Yakni lolos kejuaraan piala dunia bola voli U21 tahun 2025.
Itu setelah mereka berhasil finish di posisi keempat.
Itu merupakan momen cukup berharga dalam hidup Algi.
”Di klub tidak juara, tapi di timnas alhamdulillah bisa sampai kejuaraan dunia. Itu menjadi sejarah, pertama kali tim voli main di kejuaraan tingkat dunia,” paparnya dengan nada gembira.
Untuk tugas sebagai fisioterapis, Algi mengemban tanggung jawab yang tidak ringan.
Tugas utamanya mencakup empat aspek.
Yakni promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Promotif dan preventif dilakukan dengan mengatur pola istirahat para pemain.
Kemudian pemanasan dan pendinginan.
Di aspek kuratif dan rehabilitatif, pria asal Banjarmasin itu harus memberikan treatment terbaik untuk penanganan cedera.
Dia juga ikut menjaga mental para pemain.
”Psikis mereka harus terkontrol, agar tetap optimistis sembuh dari cedera,” terang nya.
Selama ini, Algi tidak pernah menemui cedera berat yang dialami pemain.
Seperti cedera di bagian otot ACL (anterior crucial ligament).
Mayoritas cedera yang diderita pemain hanya sprained ankle (engkel yang terkilir).