Gelar juara dan penghargaan pemain terbaik dari Proliga 2024 telah mengangkat motivasi Megawati Hangestri Pertiwi lebih tinggi.
Ambisi Megawati Hangestri Pertiwi untuk meraih gelar yang pertama dari Proliga 2024 akhirnya terwujud bersama Jakarta BIN.
Megawati dkk. sukses mengalahkan Jakarta Electric PLN dalam grand final yang berlangsung dramatis di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7/2024).
Dari batal menang tiga set langsung dan malah tertinggal 11-14 di set kelima, Mega tetap tampil tenang untuk menjadi pembeda di momen genting.
Spike Megatron yang berbuah block out pun mengakhiri pertandingan yang kelewat alot. Tangis haru pun pecah dari diri Megawati yang akhirnya memecah kebuntuan.
Harapan terhadap Mega memang meninggi setelah kiprah fenomenal di Liga Voli Korea bersama Daejeon JungKwanJang Red Sparks.
Bersaing dengan lawan-lawan tanggung, termasuk salah satu ikon bola voli dunia yaitu Kim Yeon-koung, Mega mampu membawa Red Sparks terbang tinggi.
Skuad berjuluk Red Force sukses menembus babak playoff lagi setelah tujuh tahun menanti. Satu kemenangan pun dicuri dalam babak yang menentukan satu tiket ke final itu.
Musim depan tidak akan berjalan mudah bagi Mega karena kepergian sejumlah pemain kunci.
Red Sparks kehilangan sang kapten yaitu Lee So-young yang punya peran penting dalam menjaga keseimbangan dalam serangan dan pertahanan berkat kemampuan penerimaan bola.
Mega juga tidak akan lagi tampil bareng tandem serta sahabatnya, Giovanna “Gia” Milana, yang kembali berkiprah di negara asal, Amerika Serikat.
Mega digadang-gadang akan mengisi lubang yang ditinggalkan Lee So-young dan Gia sebagai outside hitter bagi Red Sparks.
Sebab, Ko Hee-jin selaku pelatih Red Sparks memutuskan untuk merekrut pemain asing non-Asia yang berposisi opposite seperti Mega yaitu Vanja Bukilic.
“Kami harus beradaptasi melalui latihan,” ucap Ko tentang bagaimana dirinya masih mencari kombinasi yang pas antara Mega dan Bukilic, dilansir dari Nocutnews.co.kr.
“Sebelum memilih Bukilic, kami mempertimbangkan kemampuan bertahan dan bola pertama Mega, demikian juga kemampuan bola pertama Bukilic sebelumnya.”
Menanggapi hal tersebut, Megawati siap jika harus menjalani peran baru di dalam tim. Dia juga menunjuk pengalamannya untuk tampil sebagai outside hitter.
“Nantinya saya akan belajar receive, bukan belajar sih, tapi memperbaiki receive-nya,” ujar Mega kepada BolaSport.com dan awak media lainnya setelah grand final Proliga 2024.
“Setelah sekian lama enggak belajar receive. Dari 2019 langsung jadi opposite sampai sekarang, mungkin akan latihan receive lagi.”
Saat memperkenalkan diri dalam draft pemain Asia di Liga Voli Korea musim lalu, Mega tidak malu untuk menyebut penerimaan bola sebagai kelemahannya.
Meningkatkan kemampuan receive akan menambah amunisi Mega dalam mengangkat performa tim di sebuah pertandingan.
Mega tak perlu jauh-jauh mencari contoh karena Kim Yeon-koung yang diidolakannya menjadi legenda bola voli berkat kemampuan menyerang dan bertahan yang sama baiknya.
Juga berposisi sebagai outside hitter, musim lalu KYK masuk dalam lima besar statistik receive, peringkat dua dalam spike, dan peringkat enam dalam top skor di Liga Voli Korea.
Mega sendiri tetap berharap musim keduanya bertanding di Negeri Ginseng akan berakhir dengan kisah yang lebih manis.
Mimpi membawa Red Sparks mendapatkan gelar juara keempat dari Liga Voli Korea dibawanya jelang bergabung dengan rekan-rekan setim dalam persiapan pramusim.
“Alhamdulillah dengan bekal menjadi juara (Proliga) semoga masih ada euforia untuk main lagi di sana,” kata Mega.
“Siapa tahu rezekinya lagi bisa menjadi juara pada Liga Voli Korea,” harap pemain asal Jember tersebut.