Pevoli putri Kazakhstan, Sabina Altynbekova, mengaku kagum melihat begitu banyak orang Indonesia yang sangat menggemari cabang olahraga voli. Ia bahkan senang melihat ajang level profesional sampai level tarkam memiliki banyak pengikut dan penonton. Menurutnya, ini tak seperti di negara asalnya.
Sabina menjadi salah satu pemain yang disorot kehadirannya di Proliga 2025. Ia bergabung dengan Yogya Falcons, klub baru di sektor putri. Ia tak hanya jadi pemain pertama yang dikenalkan oleh Falcons, melainkan juga jadi pemain asing pertama mereka untuk musim kompetisi pada 2025.
Sabina sendiri sudah tiba di Indonesia pada 13 November 2024 lalu, dan bahkan sudah berlatih dengan rekan-rekan setimnya di Falcons. Dalam Si Jago Voli Podcast yang disiarkan di kanal YouTube MOJI, Jumat (29/11/2024), Sabina mengaku sempat mendengar istilah ‘tarkam’ dari kancah voli nasional.
Sebut Voli Tarkam Jadi Motivasi yang Baik untuk Terus Main
Menurut Sabina, voli tarkam di Indonesia sangat menarik berkat hadiah-hadiahnya yang unik, karena tak hanya bisa berupa trofi dan uang, melainkan juga mobil, sapi, dan bahkan kambing. Ia pun mengaku tertarik jika hadiahnya berupa seekor kuda karena ia ternyata punya hobi berkuda.
“Saya sudah dengar soal tarkam. Menurut saya ini sangat lucu, karena hadiahnya bisa jadi berupa seekor kuda. Saya sih mau saja dapat kuda, karena saya suka kuda. Ini sejatinya bagus, karena ini merupakan motivasi yang baik, karena Anda bermain demi dapat sapi,” ungkapnya.
Ketika ditanya apakah dirinya tertarik untuk bermain voli tarkam di Indonesia jika disediakan hadiah berupa seekor kuda, Sabina pun tertawa. “Mari kita mulai dulu di liga profesional. Setelahnya, baru kita lihat nanti,” katanya.
Voli Kazakhstan Masih Kalah Populer dari Cabor Lain
Melihat antusiasme fans Indonesia pada liga voli profesional dan liga voli tarkam, Sabina pun menyatakan bahwa hal ini sangat berbeda dari Kazakhstan. Menurutnya, voli merupakan cabor yang tidak terlalu populer di negara tersebut, masih kalah pamor dari sepak bola, tinju, dan judo.
“Sayangnya, (di Kazakhstan) tidak terlalu banyak orang yang suka menonton voli. Sebenarnya kami punya level kompetisi yang tinggi, tetapi tidak banyak orang yang menonton. Mereka lebih tertarik menonton tinju dan judo,” ungkap pemain berusia 28 tahun ini.
“Namun, kami sudah mulai ke arah sana (voli jadi cabor populer). Mungkin suatu saat nanti kami akan menjadi seperti Indonesia. Saya rasa, olahraga yang paling terkenal di Kazakhstan adalah sepak bola, kemudian tinju dan judo,” pungkas Sabina.
Sumber: Si Jago Voli Podcast/YouTube MOJI